Batik truntum diciptakan oleh permaisuri sunan paku buwana III dari Surakarta Hadiningrat yaitu kanjeng ratu kencana atau biasa disebut ratu beruk yang memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Jika kita perhatikan dengan seksama, batik truntum mempunyai tatanan yang tampak seperti jajaran bintang yang gemerlap dimalam hari. Sejarah batik truntum berawal dari sang ratu beruk yang tak mampu memberikan keturunan kepada pakubuwono III sehingga membuat sang raja berniat untuk menikah lagi.
Sang ratu sepertinya tidak dapat berbuat apa-apa lagi karena keputusan sang Raja tidak dapat diganggu-gugat, kemudian sang ratu merenung sambil menatap bintang dilangit. Untuk mengusir kesendirian dan kesedihannya, sang ratu mulai melakukan kegiatan membatik dengan membuat motif batik bintang dilangit kelam yang selama ini selalu menemani kesendiriannya. Hal tersebut menjadi sebuah refleksi dan harapan yaitu suasana langit ditengah malam tiada bulan, namun masih terdapat banyak bintang sebagai penerang langit malam dimana selalu ada kemudahan dan harapan didalam kesulitan. Motif batiknya seperti taburan kuntum bunga melati, atau seperti bintang yang bertaburan di langit.
Gambar Batik Truntum
Sang ratu beruk ini sangat tekun dan teliti dalam membatik sehingga membuat raja pakubuwono III tertarik untuk melihat proses pembuatan batik yang dibuat oleh sang ratu. Berawal dari hal tersebut selanjutnya sang raja selalu memantau perkembangan proses pembatikan oleh sang ratu. Seiring waktu berjalan, rasa cinta sang raja kembali tumbuh dan berkembang atau tumaruntum kembali. Motif batik truntum ini didedikasikan untuk kekasihnya yaitu Raja Pakubuwono III sebagai wujud rasa cintanya yang begitu mendalam dalam ketulusan dan akan selalu berkembang atau dalam bahasa jawa diistilahkan dengan tumaruntum.
Sang Raja melihat kain batik truntum ini tampak sederhana, namun jika dilihat dari dekat sangat presisi dibuatnya nampak sudut yang sama dan hal ini membuat raja pakubuwono III kembali merasakan jatuh cinta yang begitu mendalam kepada ratunya, yang selanjutnya membatalkan pernikahan selanjutnya. Motif batik yang terbentuk berupa bintang dilangit dengan warna coklat berlatar hitam dikombinasi dengan lambang garuda atau gurdho.
Motif Batik Truntum
Motif batik truntum atau biasa disingkat dengan batik truntum yang merupakan jenis batik klasik yang terus dilestarikan sampai sekarang dengan mengenakannya pada saat acara pernikahan karena memiliki makna harapan agar cinta kasih para mempelai terus berkembang dan terjaga dalam kebahagiaan. Kain batik truntum ini biasa dikenakan oleh orangtua kedua mempelai pada saat pernikahan dengan tujuan untuk “menuntun” kedua mempelai dalam memasuki kehidupan baru karena juga mengandung makna ing ngarsa sung tuladha dimana orangtua menjadi contoh atau tuladha bagi anaknya yang dianggap sudah lulus dari sebuah ujian cinta kasih sehingga dianggap layak dan wajib untuk menuntun mempelai pengantin memasuki babak kehidupan baru agar turun atau tumurun kepada mempelai sebagai wujud sikap tut wuri handayani yaitu rangkaian keteladanan dan harapan yang diwakili oleh motif batik truntum.
Daftar Pustaka Sejarah Batik Truntum dan Penjelasannya
- Batik Truntum, Wikipedia. Online: https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Truntum
Batik truntum
Sejarah Batik Truntum
comment closed