Apa itu batik?

Batik Cap Wonogiren

Apa itu Batik? mungkin itu adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh banyak warga di banyak tempat yang kita kunjungi. Setiap orang Indo punya pandangan dan perspektif yang berbeda-beda mengenai kerajinan/budaya yang menjadi identitas negeri kita. Beragam perspektif tersebut yang menjadikan arti Batik beragam namun disaat yang bersamaan mampu mempersempit perbedaan dan menyatukan setiap elemen bangsa kita. Jadi, menurut kamu batik itu apa?

Kata batik berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu “amba” yang memiliki arti menulis dan “titik”. Kata batik itu sendiri merujuk kepada sebuah kain dengan corak atau motif yang dihasilkan oleh bahan berupa “malam” (wax) yang digoreskan setiap detailnya ke atas kain, sehingga mampu menahan masuknya aneka bahan pewarna (dye), atau dalam kosakata Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.

Batik merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni tingkat tinggi dan telah menyatu menjadi jati diri budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak dahulu kala. Para wanita suku Jawa di masa lalu menjadikan batik sebagai keterampilan mereka untuk mencari mata pencaharian, sehingga di masa lampau jenis pekerjaan membatik merupakan sebuah pekerjaan eksklusif bagi wanita sampai ditemukan yang namanya “Batik Cap” yang sangat memungkinkan para laki-laki untuk mengerjakan batik dan masuk ke dalam bidang ini. Terdapat beberapa pengecualian untuk fenomena yang terjadi ini, yaitu batik pesisir yang mempunyai corak garis yang maskulin seperti yang dapat kita lihat pada batik Mega Mendung, sehingga untuk beberapa lokasi daerah pesisir pekerjaan membatik merupakan suatu hal yang lazim bagi kaum laki-laki.

Ragam warna dan corak Batik itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai pengaruh budaya dari bangsa asing. Awal mulanya, batik mempunyai ragam warnadan corak yang lumayan terbatas, dan untuk beberapa corak hanya boleh dikenakan oleh kalangan tertentu. Tapi jenis batik pesisir mampu menyerap berbagai jenis pengaruh dari luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

See also  Rekomendasi Toko Batik di Karawang

batik itu istimewa

Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik tulis merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.